Tag
abel or zeck, Bicara Pada Tuhan, Curhat, from east to east, FROTEAST, opini, puisi, puitis, sajak, Tuhan
Tuhan.. begitu banyak orang yang ingin merubah dunia ini menjadi lebih baik, atau lebih beradab, lebih berbudaya, lebih maju dan kelebihan-kelebihan lain yang bisa dicapainya, barangkali termasuk aku di dalamnya. Namun adakala dunia yang merubahnya menjadi seseorang yang lain, entah semakin baik atau semakin buruk karena hal itu sangat sulit dinilai dari mata seorang manusia.
Tuhan.. ada sebagian manusia yang menganut kebijaksanaan lama mengenai dunia, lebih maju adalah sebuah kesalahan bukan menyeimbangkan, hingga mereka terisolir dari picingan mata-mata manusia lain yang beranggapan bahwa kemajuan adalah keharusan dan kepastian. Entah apa yang benar, karena semua tindakan selalu benar dalam sudut pandang seseorang yang melakukannya. Yang aku tahu, para penganut kebijakan lama mengenai dunia ini semakin mundur, mengalah dari perkelahian terhadap manusia lain yang ingin memiliki sebagian dunia ini. Melepas adalah kebebasan dan memiliki adalah kebebasan merupakan dua hal yang bertentangan dengan tujuan yang sama.
Tuhan.. aku sering menertawakan dunia ini dengan segala tingkah lakunya. Bukankah Engkau yang memberiku cobaan hidup memang bermaksud demikian terhadapku, atau ini hanya diriku sendiri saja? Aku tahu bahwa tidak ada yang mestinya kutertawakan jika melihat dunia yang penuh luka dan sengsara, dan bukan pula telah hilang rasa iba dalam diri ini. Malah UtusanMu mengajarkan bahwa manusia akan selalu menangis jika tahu apa yang ada di dunia ini dan apa yang menantinya kelak. Aku tahu.. aku sangat tahu hal itu, tapi mulutku sendiri yang menyunggingkan senyum dan pikiranku sendiri yang mengatakan bahwa manusia dengan luka dan sengsara dituntut untuk tetap berjuang, untuk tetap berontak, untuk tetap menengadah dan menatap indahnya langit hingga pikirannya sendiri mengatakan, “aku akan masih ikut dalam permainan dunia ini!”
Tuhan.. sebagai hamba aku banyak berhutang padaMu. Hutang yang tak akan terbayar walau aku punya 10 jiwa yang menggantikan jika jiwa yang satu mati dan terus beribadah padaMu. Engkau yang Maha Kaya dan Maha Segalanya tidak membutuhkan hal itu kan? Dan disitu kadang kesalahanku bermula, aku sering beranggapan bahwa segala ibadah yang kulakukan dan apapun yang kukerjakan bukan untuk menyenangkanMu dalam hal apapun. Aku hanya melakukan hal itu sebagai bentuk rasa syukurku atas segala nikmat yang Kau beri. Jujur, aku sering lalai. Rasa syukurku sebagai manusia yang fluktuatif membuatku lebih sering meluapkan egoku atas diri dibanding dengan niatan beribadah dan bersyukur padaMu. Maafkan aku, karena aku tak begitu menyukai kata kewajiban, dan sebagian jiwa yang bebas ini ingin sekali-kali aku menentangnya.
Tuhan.. sebagai jiwa yang memiliki segala hal manusiawi di dalamnya, aku hanya meminta perlindunganMu dari perasaan congkak yang iblis saja sebagai makhluk pertama telah Kau kutuk. Namun aku bukan ingin Engkau menghilangkan ambisi, keinginan, kebebasan, pikiran, hati dan segala yang ada dalam diri ini. Aku hanya memintaMu menunjukan jalan yang terbaik, membimbingku ke arah yang Engkau ridhoi. Aku tahu Engkau lebih dari segalanya, Aku tahu Engkau segalanya, maka berkahilah langkahku dalam menempuh jalan apapun.